JAKARTA - Menjelang akhir Oktober 2025, harga bahan pokok di wilayah Surabaya Raya yang meliputi Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik terpantau relatif stabil meskipun ada sedikit variasi antar komoditas.
Berdasarkan data terbaru dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) Bank Indonesia, sebagian besar harga sembako berada pada kisaran normal dengan fluktuasi kecil di beberapa jenis beras dan cabai.
Kondisi ini mencerminkan stabilitas pasokan di pasar utama ketiga daerah tersebut. Pemerintah daerah bersama instansi terkait terus melakukan pemantauan untuk memastikan harga pangan tetap terkendali dan ketersediaan stok aman menjelang akhir tahun.
Upaya ini juga menjadi bagian dari langkah antisipatif terhadap potensi kenaikan harga akibat meningkatnya permintaan pada periode akhir tahun.
Secara umum, masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik masih dapat menikmati harga pangan yang kompetitif. Harga beras, daging, telur, hingga minyak goreng dan gula berada dalam kisaran stabil, menandakan kondisi pasar yang terkendali dan distribusi yang berjalan lancar di tiga wilayah tersebut.
Stabilitas Harga Beras dengan Variasi Berdasarkan Kualitas
Komoditas beras masih menjadi sorotan utama karena menjadi kebutuhan pokok mayoritas masyarakat. Di pasar-pasar utama Surabaya Raya, harga beras tercatat bervariasi tergantung pada tingkat kualitasnya, namun secara umum masih dalam kondisi stabil.
Untuk kategori beras kualitas bawah, jenis Kualitas Bawah I dijual seharga Rp15.150 per kilogram, sementara Kualitas Bawah II sedikit lebih rendah di angka Rp14.500 per kilogram. Selanjutnya, untuk kategori beras kualitas medium, harga Kualitas Medium I tercatat Rp15.400 dan Kualitas Medium II mencapai Rp16.150 per kilogram.
Sementara itu, beras kualitas super menjadi yang tertinggi dengan harga Kualitas Super I sebesar Rp16.400 dan Kualitas Super II di angka Rp15.900 per kilogram. Perbedaan harga antar kualitas ini wajar karena faktor mutu dan asal produksi beras.
Pemerintah daerah menegaskan akan terus menjaga kelancaran distribusi agar tidak terjadi kelangkaan maupun kenaikan harga mendadak di pasar tradisional maupun modern.
Harga Protein Hewani dan Bumbu Dapur Tetap Terkendali
Komoditas protein hewani seperti daging ayam, daging sapi, dan telur ayam menunjukkan stabilitas harga yang cukup baik di Surabaya Raya. Daging ayam ras segar dijual dengan harga Rp36.500 per kilogram, sedangkan daging sapi kualitas I berada di kisaran Rp134.000 per kilogram.
Sementara itu, telur ayam terpantau stabil di harga Rp29.750 per kilogram. Harga ini dinilai masih terjangkau dan tidak menunjukkan lonjakan berarti dibanding periode sebelumnya.
Sementara itu, harga bumbu dapur dan rempah juga menunjukkan kestabilan yang positif. Bawang merah dijual Rp40.500 per kilogram, sedangkan bawang putih ukuran sedang berada di angka Rp34.250 per kilogram.
Untuk komoditas cabai, cabai merah besar dijual dengan harga Rp44.500 per kilogram. Menariknya, baik cabai rawit hijau maupun cabai rawit merah sama-sama dijual seharga Rp20.000 per kilogram, menunjukkan penurunan dan kestabilan harga yang cukup menggembirakan bagi konsumen rumah tangga.
Kondisi harga yang stabil ini memperlihatkan bahwa pasokan bahan pangan di pasar terjaga dengan baik. Pemerintah daerah dan pelaku usaha distribusi pangan terus memastikan agar rantai pasokan berjalan lancar tanpa gangguan logistik yang dapat memicu fluktuasi harga.
Harga Minyak Goreng dan Gula Pasir Tetap Terjangkau
Selain beras dan protein hewani, dua komoditas penting lainnya—minyak goreng dan gula pasir—juga menunjukkan perbedaan harga yang cukup jelas antara produk lokal dan premium, namun masih dalam batas normal.
Minyak goreng curah dijual di kisaran Rp19.750 per liter. Sedangkan minyak goreng kemasan bermerek I mencapai Rp21.250 dan kemasan bermerek II sedikit lebih rendah, yaitu Rp21.000 per liter.
Variasi harga ini menggambarkan adanya pilihan bagi masyarakat sesuai daya beli masing-masing, sekaligus menunjukkan pasokan yang cukup di pasaran.
Untuk komoditas gula pasir, harga gula premium tercatat Rp18.000 per kilogram, sementara gula lokal dijual Rp16.400 per kilogram. Kedua jenis gula ini masih mudah dijumpai di berbagai pasar tradisional maupun toko ritel modern di kawasan Surabaya Raya.
Pemerintah daerah berkomitmen menjaga agar harga kebutuhan pokok tetap terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Melalui koordinasi dengan distributor dan pedagang, pemantauan harga terus dilakukan setiap hari guna mencegah adanya lonjakan mendadak menjelang masa libur akhir tahun.
Pemantauan Pasar dan Upaya Menjaga Stabilitas Harga
Data harga pangan terbaru ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi masyarakat serta pelaku usaha untuk menentukan kebijakan pembelian dan distribusi dengan bijak.
Pemerintah daerah menegaskan bahwa pemantauan harga akan terus dilakukan secara rutin di pasar-pasar utama untuk memastikan tidak terjadi gejolak harga yang merugikan masyarakat.
Selain itu, strategi menjaga stok pangan dan kerja sama dengan sektor logistik terus diperkuat guna memastikan ketersediaan pasokan di lapangan. Pemerintah juga mengajak masyarakat untuk tetap bijak dalam berbelanja serta tidak melakukan pembelian secara berlebihan yang dapat memicu ketidakseimbangan harga.
Dengan kondisi harga yang relatif stabil dan pasokan aman, diharapkan masyarakat Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapat menjalani akhir tahun 2025 dengan tenang. Pemerintah akan terus berkomitmen menjaga kestabilan pangan demi mendukung kesejahteraan dan ketahanan ekonomi daerah.