JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) secara resmi mengumumkan harga batu bara acuan (HBA) untuk periode pertama November 2025.
Penetapan harga ini menjadi patokan penting bagi industri batu bara nasional, sekaligus menjadi indikator dinamika pasar energi global. Harga HBA akan berlaku selama dua pekan, sebelum revisi berikutnya ditetapkan.
Penetapan Harga Batu Bara oleh ESDM
Keputusan Menteri ESDM Nomor 348.K/MEM.B/2025 menegaskan harga batu bara acuan dan mineral acuan periode pertama November 2025. Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, menandatangani keputusan ini, menegaskan konsistensi pemerintah dalam memberikan kepastian harga bagi pelaku industri batu bara.
Dalam periode ini, batu bara berkalori 6.322 GAR ditetapkan sebesar US$103,75 per ton, mengalami penurunan tipis dibanding periode sebelumnya yang sebesar US$106,95 per ton. Penurunan ini menunjukkan adanya penyesuaian pasar global, meski tetap menjaga daya saing batu bara Indonesia di pasar ekspor.
Sementara itu, batu bara kategori lainnya justru mengalami kenaikan tipis. Batu bara 5.300 GAR naik menjadi US$67,22 per ton dari US$64,84 per ton sebelumnya. Batu bara 4.100 GAR ditetapkan US$44,02 per ton, naik dari US$43,12 per ton.
Sedangkan batu bara 3.400 GAR naik menjadi US$33,74 per ton dari US$32,95 per ton. Kenaikan ini dipandang sebagai sinyal stabilisasi harga untuk segmen kalori rendah dan menengah.
Dampak Harga Batu Bara Terhadap Industri dan Ekspor
Penetapan harga batu bara acuan ini memiliki implikasi langsung terhadap kontrak penjualan batu bara domestik maupun ekspor. Industri pembangkit listrik, manufaktur, hingga eksportir batu bara memanfaatkan HBA sebagai referensi utama.
Penurunan harga batu bara berkalori tinggi 6.322 GAR dapat mendorong efisiensi biaya bagi pembangkit listrik dan sektor industri pengguna batu bara utama.
Sementara kenaikan tipis pada kategori lainnya menunjukkan bahwa segmen kalori rendah hingga menengah tetap menjanjikan margin keuntungan yang stabil bagi perusahaan tambang.
Dampak lain dari HBA ini juga terlihat pada penerimaan negara dari sektor batu bara, terutama melalui Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Harga yang kompetitif di pasar global dapat mendorong volume ekspor, sehingga secara tidak langsung meningkatkan kontribusi PNBP dari sektor batu bara.
Rincian Harga Batu Bara Periode November 2025
Berikut rincian harga batu bara acuan periode pertama November 2025 yang resmi diumumkan oleh Kementerian ESDM:
Batu bara 6.322 GAR: US$103,75 per ton (turun 2,99%)
Batu bara 5.300 GAR: US$67,22 per ton (naik 3,7%)
Batu bara 4.100 GAR: US$44,02 per ton (naik 2,1%)
Batu bara 3.400 GAR: US$33,74 per ton (naik 2,3%)
Rincian ini menjadi pedoman penting bagi seluruh pelaku industri, dari produsen hingga konsumen akhir, dalam merencanakan produksi dan strategi harga untuk periode mendatang.
Prospek dan Stabilitas Pasar Batu Bara
Meskipun terdapat penurunan harga untuk batu bara berkalori tinggi, pemerintah menekankan bahwa fluktuasi ini masih dalam batas wajar, tidak mengganggu kestabilan pasar domestik. Harga acuan yang diumumkan ini diharapkan mencerminkan kondisi pasar global, termasuk permintaan dari negara tujuan ekspor utama Indonesia.
Kementerian ESDM menilai bahwa penyesuaian harga berkala diperlukan untuk memastikan industri tetap kompetitif, sekaligus memberi kepastian bagi kontrak jangka menengah maupun panjang.
Harga acuan juga menjadi acuan bagi industri pembangkit listrik dan sektor manufaktur yang bergantung pada pasokan batu bara, sehingga mereka dapat merencanakan kebutuhan energi dengan lebih optimal.
Selain itu, pemerintah terus memantau dinamika pasar internasional, termasuk produksi batu bara di negara lain dan tren konsumsi energi global. Hal ini menjadi dasar bagi revisi HBA selanjutnya, sehingga harga yang ditetapkan tidak hanya bersifat jangka pendek tetapi juga menjaga daya saing jangka panjang.
Dengan harga yang telah ditetapkan, seluruh pihak di industri batu bara diharapkan mampu menyesuaikan strategi produksi, ekspor, dan distribusi. Penyesuaian ini sekaligus menjadi sinyal bagi investor dan pelaku industri untuk tetap optimis terhadap prospek pertumbuhan sektor batu bara nasional.
Secara keseluruhan, pengumuman harga batu bara acuan periode pertama November 2025 menegaskan komitmen pemerintah dalam memberikan kepastian pasar, menjaga stabilitas industri, serta mendorong kontribusi sektor batu bara terhadap perekonomian nasional.
Harga yang kompetitif dan transparan diharapkan dapat mendukung pertumbuhan industri, meningkatkan penerimaan negara, serta memberikan kepastian bagi seluruh pemangku kepentingan di sektor energi.