JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat posisi uang primer atau M0 Adjusted pada Oktober 2025 mencapai Rp2.117,6 triliun.
Pertumbuhan tahunan (year on year/yoy) tercatat 14,4%, lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 18,6% yoy. Angka ini menunjukkan perlambatan, meski pertumbuhan tetap positif.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa perlambatan ini dipengaruhi oleh perkembangan giro bank umum di BI adjusted yang tumbuh 27,1% (yoy) dan uang kartal yang diedarkan sebesar 13,4% yoy. Denny menekankan bahwa kondisi ini mencerminkan dinamika likuiditas yang masih terkendali di tengah upaya menjaga stabilitas moneter.
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan M0 Adjusted
Denny menambahkan bahwa pertumbuhan M0 Adjusted telah mempertimbangkan pemberian insentif likuiditas melalui mekanisme pengendalian moneter adjusted. Hal ini menunjukkan langkah BI untuk menyeimbangkan antara ketersediaan likuiditas di sektor perbankan dan stabilitas sistem keuangan.
“M0 Adjusted memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai kondisi likuiditas riil di perekonomian, setelah mempertimbangkan efek kebijakan insentif likuiditas bagi bank,” ungkapnya. Langkah ini memperkuat pemantauan BI terhadap pergerakan uang primer sekaligus meningkatkan transparansi data likuiditas.
Makna dan Fungsi M0 Adjusted
M0 Adjusted merupakan indikator uang primer yang disesuaikan untuk mengisolasi dampak penurunan giro bank di BI akibat kebijakan insentif likuiditas. Indikator ini memberikan pandangan komprehensif tentang likuiditas riil, yang lebih representatif dibanding angka M0 konvensional.
Sejak Januari 2025, BI mulai menyertakan M0 Adjusted dalam laporan likuiditas moneter resmi. Tujuannya adalah meningkatkan akurasi dan transparansi pemantauan perkembangan likuiditas, terutama setelah penerapan kebijakan insentif likuiditas bagi sektor perbankan.
Dengan demikian, M0 Adjusted menjadi alat penting bagi pengambilan kebijakan moneter yang tepat.
Upaya BI Menjaga Keseimbangan Likuiditas
Melalui indikator ini, BI dapat mengukur sejauh mana ketersediaan likuiditas di perbankan memadai untuk mendukung kegiatan ekonomi, sekaligus menjaga inflasi dan stabilitas sistem keuangan. Langkah pengawasan ini menjadi bagian dari strategi menjaga keseimbangan moneter secara berkelanjutan.
“Kami terus memantau kondisi likuiditas agar sistem perbankan tetap stabil dan mendukung pertumbuhan ekonomi,” tutur Denny. Indikator M0 Adjusted membantu BI dalam menentukan kebijakan moneter yang akurat, termasuk penyesuaian suku bunga atau kebijakan likuiditas lainnya.