BMKG

BMKG Rilis Peringatan Dini, Papua Pegunungan Berpotensi Alami Hujan Lebat

BMKG Rilis Peringatan Dini, Papua Pegunungan Berpotensi Alami Hujan Lebat
BMKG Rilis Peringatan Dini, Papua Pegunungan Berpotensi Alami Hujan Lebat

JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui Stasiun Meteorologi Kelas III Wamena mengeluarkan peringatan dini cuaca untuk wilayah Provinsi Papua Pegunungan. 

Berdasarkan hasil analisis, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diperkirakan melanda hampir seluruh kabupaten di wilayah tersebut. Cuaca ekstrem ini diprediksi terjadi mulai pagi hingga dini hari berikutnya.

BMKG meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai angin kencang dan petir. Fenomena ini dinilai perlu diwaspadai karena dapat memicu berbagai bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, serta pohon tumbang di daerah rawan.

Data prakiraan menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah, seperti Jayawijaya, Lanny Jaya, Tolikara, Yahukimo, Yalimo, Mamberamo Tengah, Nduga, dan Pegunungan Bintang, akan mengalami hujan sepanjang hari dengan intensitas bervariasi. Sementara Kota Wamena diperkirakan didominasi oleh kondisi berawan tebal hingga hujan ringan.

Kondisi Cuaca Harian di Tiap Wilayah

Pada pagi hari, sebagian besar wilayah Papua Pegunungan akan mengalami hujan ringan. Daerah seperti Jayawijaya, Lanny Jaya, Tolikara, Yahukimo, Yalimo, Mamberamo Tengah, Nduga, dan Pegunungan Bintang berpotensi diguyur hujan sejak pagi. 

Sedangkan Kota Wamena diprediksi berawan tebal dengan kemungkinan hujan ringan di beberapa titik.

Siang hari, intensitas hujan meningkat terutama di wilayah Tolikara dan Pegunungan Bintang yang berpotensi mengalami hujan sedang. Sementara itu, wilayah lain seperti Wamena, Jayawijaya, Lanny Jaya, Yahukimo, Yalimo, Mamberamo Tengah, dan Nduga tetap mengalami hujan ringan. 

Cuaca ini menandakan peningkatan kelembapan udara di dataran tinggi Papua yang memperkuat pembentukan awan hujan di sekitar pegunungan.

Memasuki malam hari, hujan masih bertahan dengan intensitas sedang di wilayah Yahukimo, Yalimo, dan Pegunungan Bintang. 

Sedangkan daerah lain seperti Wamena dan sekitarnya akan mengalami berawan tebal hingga hujan ringan. Kondisi ini memperlihatkan bahwa sistem cuaca lokal di Papua Pegunungan sangat aktif dalam periode tersebut.

Potensi Bencana dan Imbauan BMKG

BMKG mengingatkan adanya potensi akumulasi curah hujan yang mencapai 20–100 mm per hari di sejumlah wilayah. Kondisi ini masuk kategori sedang hingga lebat dan dapat meningkatkan risiko terjadinya bencana hidrometeorologi, terutama di daerah dengan topografi curam dan drainase terbatas.

Wilayah yang paling perlu diwaspadai antara lain Jayawijaya, Lanny Jaya, Mamberamo Tengah, Nduga, Pegunungan Bintang, Tolikara, Yahukimo, dan Yalimo. Daerah-daerah ini sering mengalami peningkatan curah hujan tinggi yang berpotensi menyebabkan tanah longsor dan banjir lokal.

Selain itu, kondisi angin umumnya tenang hingga sedang, dengan kecepatan berkisar 0 hingga 7 km/jam. Namun, tingkat kelembapan udara yang mencapai 100% di beberapa wilayah memperbesar kemungkinan pembentukan awan hujan secara cepat. 

BMKG menegaskan pentingnya kewaspadaan karena perubahan cuaca ekstrem bisa terjadi secara mendadak, terutama di kawasan pegunungan dan lembah.

Kewaspadaan dan Langkah Pencegahan Masyarakat

BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada terhadap kemungkinan perubahan cuaca yang signifikan. 

Aktivitas di luar ruangan, terutama di daerah perbukitan dan sungai, perlu dilakukan dengan lebih hati-hati. Warga disarankan untuk menghindari area rawan longsor serta tidak berteduh di bawah pohon atau papan reklame saat hujan disertai petir.

Masyarakat juga dianjurkan untuk secara berkala memperbarui informasi cuaca melalui saluran resmi BMKG, termasuk RRI Wamena dan media sosial BMKG setempat, agar dapat melakukan antisipasi lebih dini terhadap perubahan kondisi atmosfer.

Dengan koordinasi yang baik antara masyarakat, pemerintah daerah, dan lembaga terkait, potensi dampak cuaca ekstrem diharapkan dapat diminimalkan. Upaya mitigasi dini seperti pembersihan saluran air, penguatan lereng tanah, serta kesiapan tanggap darurat menjadi langkah penting untuk menjaga keselamatan warga.

Cuaca ekstrem di Papua Pegunungan bukan hanya menjadi peringatan akan perubahan iklim global, tetapi juga panggilan bagi semua pihak untuk lebih siaga menghadapi potensi bencana. 

Dengan kewaspadaan dan kesigapan bersama, diharapkan masyarakat tetap aman, aktivitas tetap berjalan, dan dampak cuaca ekstrem dapat ditekan sekecil mungkin.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index