JAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menegaskan komitmennya untuk meningkatkan rasio elektrifikasi di seluruh desa dan kelurahan.
Hingga akhir tahun 2025, ditargetkan sebanyak 72.720 sambungan listrik baru akan terpasang, menyasar wilayah yang selama ini belum tersentuh pasokan listrik PLN. Langkah ini dilakukan melalui kontrak kerja sama dengan pihak ketiga agar distribusi listrik dapat berlangsung cepat dan tepat sasaran.
Menurut Kepala Dinas ESDM Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono, hingga saat ini sudah terpasang sekitar 18.000 sambungan listrik dari total target. “Progres ini menunjukkan upaya pemerintah daerah dan pihak ketiga cukup signifikan.
Kami optimis semua sambungan dapat rampung pada minggu ketiga Desember,” ujarnya. Program ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Jawa Barat untuk mencapai rasio elektrifikasi mendekati 100 persen.
Selain itu, pemerintah provinsi juga telah memverifikasi sekitar 190.000 satuan rumah tangga (KK) yang berpotensi mendapatkan sambungan listrik pada tahun 2026.
Data ini menjadi dasar perencanaan untuk memperluas jaringan listrik desa sehingga masyarakat di daerah terpencil dapat menikmati energi listrik dengan aman dan berkelanjutan.
Tantangan Geografis dan Penyebaran Sambungan
Meski progres positif, masih ada sejumlah wilayah di Jawa Barat yang belum teraliri listrik sepenuhnya.
Mayoritas berada di kawasan selatan, termasuk Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, dan Bogor. Kendala utama berasal dari kondisi geografis perbukitan dan pegunungan, yang membuat jaringan listrik PLN sulit menjangkau pemukiman sporadis.
Bambang menjelaskan, “Kondisi demografi dan letak geografis yang tersebar di beberapa desa menjadi tantangan bagi distribusi listrik. PLN belum bisa menjangkau semua pemukiman di area sporadis.”
Pemerintah provinsi pun menyesuaikan strategi, dengan fokus memberikan prioritas pada wilayah yang paling membutuhkan sambungan listrik.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan mekanisme koordinasi antara desa, PLN, dan pihak penyedia listrik swasta agar distribusi energi dapat dilakukan lebih cepat. Program ini dirancang agar masyarakat di daerah sulit terjangkau tetap mendapatkan akses listrik layaknya kota besar.
Pemanfaatan Energi Terbarukan
Untuk menjawab kendala distribusi listrik di daerah perbukitan, Dinas ESDM Jawa Barat mengembangkan alternatif solusi energi terbarukan.
Salah satunya melalui pemasangan panel surya yang memanfaatkan energi matahari. Pada tahun 2025, sudah terpasang 1.100 unit panel surya bagi masyarakat di lokasi yang belum tersentuh jaringan PLN.
Inisiatif ini tidak hanya membantu menyediakan listrik bagi warga di desa terpencil, tetapi juga mendorong pemanfaatan energi bersih yang ramah lingkungan.
Program ini melibatkan kerja sama Corporate Social Responsibility (CSR) dari berbagai perusahaan penyedia listrik untuk memastikan pemasangan panel surya dapat menjangkau seluruh wilayah yang membutuhkan.
Langkah ini menjadi contoh sinergi antara pemerintah dan pihak swasta dalam menghadirkan energi terbarukan, sekaligus memperluas akses masyarakat terhadap listrik tanpa bergantung sepenuhnya pada jaringan PLN yang konvensional.
Dampak Positif Bagi Masyarakat dan Perekonomian
Perluasan jaringan listrik ini diharapkan membawa dampak signifikan bagi masyarakat desa. Dengan tersedianya listrik, kegiatan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi warga dapat berjalan lebih optimal.
Sambungan listrik yang aman dan terjangkau memungkinkan masyarakat mengakses teknologi digital, memperluas peluang usaha, serta meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Target 72.720 sambungan listrik baru dan rencana intervensi pada 190.000 KK menjadi indikator komitmen Jawa Barat untuk memastikan listrik dapat dinikmati seluruh masyarakat.
Pemerintah berharap, dengan penyelesaian proyek ini pada Desember 2025, rasio elektrifikasi provinsi mencapai hampir 100 persen, sekaligus menjadi langkah awal untuk pembangunan desa berbasis energi bersih.
Selain itu, pemasangan panel surya dan pemanfaatan energi terbarukan akan mendukung kebijakan nasional terkait pengurangan emisi karbon dan penggunaan energi ramah lingkungan. Program ini diharapkan menjadi model bagi provinsi lain dalam mempercepat akses listrik ke daerah terpencil.
Dengan keberhasilan program ini, Jawa Barat tidak hanya meningkatkan layanan dasar bagi masyarakat, tetapi juga memperkuat fondasi pembangunan berkelanjutan melalui energi yang efisien dan ramah lingkungan.
Masyarakat desa, khususnya di wilayah perbukitan, kini memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mengembangkan potensi ekonomi dan meningkatkan kualitas hidupnya melalui akses listrik yang merata.